Laporan Kepala sekolah sebagai motivator

Laporan Kepala sekolah sebagai motivator

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Pendidikan

Dosen Pengampu : Dr. Hj. Sitti Hartinah DS.MM

Disusun Oleh :

NOVI DIANA SARI (1113500047)

 

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI FAKULTAS BIMBINGAN DAN KONSELING

UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL

2015

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah mata kuliah “Manajemen Pendidikan”. Kemudian shalawat beserta salam kita sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup yakni al-qur’an dan sunnah untuk keselamatan umat di dunia.

Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah manajemen pendidikan di program studi bimbingan dan konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bunda Dr.Hj. Sitti Hartinah DS. MM selaku dosen pembimbing mata kuliah manajemen pendidikan dan kepada segenap pihak yang telah memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan makalah ini.

Akhirnya penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam penulisan makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Tegal, Mei 2015

Penulis

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

ABSTRAK

Menganalisis pengaruh motivasi berprestasi dan perilaku terhadap efektivitas kepemimpinan kepala sekolah baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama. Apabila efektivitas kepemimpinan kepala sekolah diinginkan meningkat, maka motivasi berprestasi dan perilaku komunikasi antarpribadi dari kepala sekolah harus diberi perhatian yang sungguh-sungguh.  Perhatian dimaksud adalah menciptakan kondisi yang memungkinkan kepala sekolah memiliki motivasi berprestasi yang tinggi dan perilaku komunikasi yang positif.  Untuk mempertinggi motivasi berprestasi direkomendasikan agar jabatan kepala sekolah tidak menjadi terminal dalam karier, melakukan inventarisasi, dokumentasi dan publikasi nilai-nilai berprestasi dan pemberian tes motivasi berprestasi bagi calon kepala sekolah.  Untuk menciptakan perilaku komunikasi antarpribadi yang positif maka kepala sekolah perlu diberikan pelatihan komunikasi antarpribadi. Bersamaan dengan itu perlu dibentuk Laboratorium Manajemen Sekolah untuk  menfasilitasi peningkatan kedua variabel indenpenden tersebut secara bersamaan di samping membantu kepala sekolah memecahkan masalah yang muncul sebagai akibat dari Otonomi Daerah. Mengetahui peran kepala sekolah sebagai motivator dalam mengoptimalkan kinerja guru. Faktor penghambat serta upaya yang dilakukan kepala sekolah untuk mengatasi hambatan dalam peran kepala sekolah sebagai motivator tersebut. Dalam penelitian ini yang dijadikan informan adalah kepala sekolah sebagai informan kunci, dan wakil kepala sekolah serta beberapa guru sebagai pendukung. Sekolah adalah lembaga yang bersifat kopleks dan unik. Bersifat unik karena sekolah sebagai organisasi didalamnya terdapat berbagai dimensi yang satu sama lain saling barkaitan dan saling menentukan. Sedang sifat unik, menunjukkan bahwa sekolah sebagai organisasi memiliki ciri-ciri tertentu yang tidak dimiliki oleh organisasi-organisasi lain. Ciri-ciri yang menempatkan sekolah memiliki karakter tersendiri, dimana proses belajar mengajar, tempat terselenggaranya pembudayaan. Karena sifatnya yang unik dan komplek itulah sekolah sebagai organisasi memerlukan tingkat koordinsi yang tinggi. Keberhasilan sekolah adalah keberhasilan kepala sekolah.

BAB I

PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang

         Peranan Kepala Sekolah dalam rangka mutu pendidikan sangat penting karena dapat mempengaruhi berhasil dan tidaknya mutu pendidikan itu sendiri. Kepala Sekolah sebagai tulang punggung mutu pendidikan dituntut untuk bertindak sebagai pembangkit semangat, mendorong, merintis dan memantapkan serta sekaligus sebagai administrator. Dengan perkataan lain bahwa Kepala Sekolah adalah salah satu penggerak pelaksanaan manajemen pendidikan yang berkualitas. Kepala sekolah ikut serta mensukseskan tugas pokoknya sesuai dengan fungsinya dalam tugas umum pemerintahan dan pembangunan dilingkungan. Untuk itu peranan motivasi pimpinan dalam meningkatkan kinerja guru guna terlaksananya mutu pendidikan.

Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam perkembangan dan kelangsungan hidup bangsa. Personil yang berhubungan langsung dengan tugas penyelenggaraan pendidikan adalah kepala sekolah dan guru. Dalam pelaksanaan fungsi dan tugasnya, guru sebagai profesi yang menyandang persyaratan tertentu. Perubahan paradigma pola mengajar guru yang pada mulanya sebagai sumber informasi bagi siswa dan selalu mendominasi kegiatan dalam kelas berubah menuju paradigma yang memposisikan guru sebagai motivator dalam proses pembelajaran dan selalu terjadi interaksi antara guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa dalam kelas. Kenyataan ini mengharuskan guru untuk selalu meningkatkan kemampuannya terutama memberikan keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran. Tugas kepala sekolah sebagai pemimpin harus mempunyai kepandaian menganalisis situasi dan dapat diterima oleh guru-guru dan masyarakat sekolah. Semua yang dilaksanakan harusnya memberi penjelasan, saran, hubungan, motivasi, dan sebagainya.

        

  1. Rumusan masalah
  2. Apa pengertian kepala sekolah dan kepala sekolah sebagai motivator itu ?
  3. Bagaimana motivator kepala sekolah ?
  4. Apa prinsip-prinsip kepala sekolah ?
  5. Bagaimana peran fungsi dan tugas kepala sekolah itu ?
  6. Apa dampak dari pengaruh motivasi kepala sekolah ?
  7. Bagaimana indikator kepala sekolah itu ?
  1. Tujuan penulis

Agar pembaca memahami motivator kepala sekolah, dan mengetahui perbedaan prinsip,

Peran, fungsi dan tugas-tugas dari kepala sekolah. Dan pembaca juga mengetahui pengaruh dari motivasi dan indikator-indikator kepala sekolah.

BAB II

PEMBAHASAN

  1. Pengertian Kepala Sekolah dan kepala sekolah sebagai motivator

Menurut pendapat dari E. Mulyasa, kepala sekolah sebagai motivator yaitu untuk memberikan motivasi tenaga kependidikan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Motivasi ini dapat ditumbuhkan melalui pengaturan lingkungan fisik, pengaturan suasana kerja, disiplin, dorongan, penghargaan secara efektif, dan penyediaan berbagai sumber belajar melalui pengembangan Pusat Sumber Belajar (PSB).

Secara etimologi kepala sekolah adalah guru yang memimpin sekolah. Berarti secara terminology kepala sekolah dapat diartikan sebagai tenaga fungsional guru yang diberikan tugas tambahan untuk memimpin suatu sekolah di mana diselenggarakan proses belajar mengajar atau tempat di mana terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang menerima pelajaran.

Kepala Sekolah adalah pimpinan tertinggi di sekolah. Pola kepemimpinananya akan sangat berpengaruh bahkan sangat menentukan kemajuan sekolah. Oleh karena itu dalam pendidikan modern kepemimpinan kepala sekolah merupakan jabatan strategis dalam mencapai tujuan pendidikan.

Kepala sekolah adalah guru yang mendapat tugas tambahan sebagai kepala sekolah. (Sudarman 2002: 145). Meskipun senabagi guru yang mendapat tugas tambahan kepala sekolah merupakan orang yang paling betanggung jawab terhadap aflikasi prinsif-prinsif administrasi pendidikan yang inovatif di sekolah. Sebagai orang yang mendapat tugas tambahan berarti tugas pokok kepala sekolah tersebut adalah guru yaitu sebagai tenaga pengajar dan pendidik,di sisni berarti dalam suatu sekolah seorang kepala sekolah harus mempunyai tugas sebagai seorang guru yang melaksanakan atau memberikan pelajaran atau mengajar bidang studi tertentu atau memberikan bimbingan. Berati kepala sekolah menduduki dua fungsi yaitu sebagai  tenaga kependidikan dan tenaga pendidik. Hal ini sesuai dikemukakan oleh Sudarwan   tentang jenis-jenis tenaga  Kependidikan sebagai berikut: tenaga pendidik terdiri atas pembimbing, penguji, pengajar dan pelatih
tenaga fungsional pendidikan, terdiri atas penilik, pengawas, peneliti dan pengembang di bidang  kependidikan, dan pustakawan tenaga teknis kependidikan, terdiri atas laboran dan teknisi sumber belajar tenaga pengelola satuan pendidikan,terdiri atas kepala sekolah,direktur,ketua,rector, dan pimpinan satuan pendidikan luar sekolah.
Tenaga lain yang mengurusi masalah-masalah manajerial atau administrative kependidikan.(2002: 18). Pada pembahasan ini penulis meninjau kepala sekolah (presiden direktur sekolah) sebagai tenaga pengelola satuan pendidikan. Mengambil istilah presden direktur sekolah? Karena istilah ini lebih identik dengan kekuasaan seorang dalam menguasai suatu tempat. Di mana wewenag,tangung jawab dan kebikajsanaan ada di tangan kepala sekolah,sekolah lain atau Negara lain tak berhak ikut campur dalam urusan suatu sekolah yang menjadi hak otonomi sekolahnya.

  1. Kepala Sekolah Sebagai Motivator

Motivasi ialah keinginan yang terdapat pada seorang individu yang merangsang untuk melakukan tindakan-tindakan atau sesuatu yang menjadi dasar atau alasan seorang berperilaku. Oleh karena itu motivasi merupakan bagian penting pada setiap kegiatan, tanpa motivasi kegiatan, seolah-olah menjadi hampa.

Sebagai motivator, kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk memberikan motivasi tenaga kependidikan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Motivasi ini dapat ditumbuhkan melalui pengaturan lingkungan fisik, pengaturan suasana kerja, disiplin, dorongan, penghargaan secara efektif, dan penyediaan berbagai sumber belajar melalui pengembangan Pusat Sumber Belajar (PSB). Sebagai seorang motivator kepala sekolah harus memahami faktor-faktor keberhasilan lembaga pendidikan, baik faktor yang datang dari dalam maupun lingkungan. Dari berbagai faktor tersebut, motivasi merupakan suatu faktor yang cukup dominan dalam mempengaruhi faktorfaktor yang lain kearah efektifitas kinerja para bawahan.

Gaya kepemimpinan dan motivasi kepala sekolah dalam bentuk insentif sangat mempengaruhi terhadap kinerja guru. Disamping itu juga penghargaan berupa perhatian pimpinan terhadap hasil kerja yang dicapai para guru, dengan ucapan yang menyejukan, membuat guru juga termotivasi dengan baik. Ada beberapa guru yang merasa dirinya belum termotivasi, hal ini disebabkan hanya karena yang bersangkutan mempunyai masalah di dalam keluarganya, sehingga terbawa dalam pekerjaanya di kantor. Hasil penelitian keseluruhan tentang pengaruh gaya kepemimpinan dalam motivasi kinerja guru yang diberikan baik oleh pimpinan secara keseluruhan sangat menunjang dalam meningkatkan kualitas kerja para guru.

Dalam era desentralisasi seperti saat ini, di mana sektor pendidikan juga dikelola secara otonom oleh pemerintah daerah, dan praksis pendidikan harus ditingkatkan ke arah yang lebih baik dalam arti relevansinya bagi kepentingan daerah maupun kepentingan nasional. Manajemen sekolah saat ini memiliki kecenderungan ke arah school based management. Dalam konteks school based management, sekolah harus meningkatkan keikutsertaan masyarakat lokal dalam pengelolaannya untuk meningkatkan kualitas dan efisiensinya. Meskipun demikian otonomi pendidikan dalam konteks school based management harus dilakukan dengan selalu mengacu pada accountability (pertanggungjawaban kualitas) terhadap masyarakat, orangtua, siswa, maupun pemerintah pusat dan daerah.

Sudah diketahui bahwa motivasi dalam dunia pendidikan merupakan hal yang penting. Dengan motivasi mampu membangkitkan minat dan mampu mendorong seseorang untuk melakukan apa saja yang diinginkan. Dalam kegiatan pembelajaran, motivasi akan mampu mendorong peserta didik untuk mau belajar dan meningkatkan prestasi belajarnya, bagi guru akan mampu meningkatkan kegairahan untuk belajar dan meningkatkan kompetensi keguruannya sehingga mampu meningkatkan prestasi kerja dan pengajaran.

Barelson dan steiner (dalam Hutahuruk, 1987:115) mendefinisikan “motivasi sebagai suatu dorongan, mengaktifkan atau menggerakkan, dan yang mengarahkan atau menyalurkan perilaku kearah tujuan”. Berbagai referensi mengemukakan bahwa motivasi berasal dari dua sumber, yaitu motivasi yang berasal dari dalam diri (bersifat intrinsic) dan motivasi yang berasal dari luar (ekstrinsik). Dari kedua asal motivasi tersebut, yang paling utama adalah motivasi yang berasal dari dalam diri orang tersebut. Sifat motivasi dari dalam akan berlangsung lebih lama dan relative stabil. Sedangkan motivasi dari luar cenderung berubah-ubah dan bersifat sementara.

Dalam kaitanya Kepala Sekolah sebagai Motivator (Pencipta iklim kerja); Mampu mengatur lingkungan kerja baik fisik maupun non fisik; Menetapkan prinsip penghargaan (reward) dan hukuman (punishment); Menciptakan hubungan kerja yang demokratis, harmonis dan dinamis diantara guru, karyawan dan siswa, lingkungan masyarakat; Menanamkan nilai-nilai nasionalisme.

Dorongan dan penghargaan merupakan dua sumber motivasi yang efektif diterapkan oleh kepala sekolah. Keberhasilan suatu organisasi dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor yang datang dari dalam maupun datang dari lingkungan. Dari berbagai faktor tersebut, motivasi merupakan suatu faktor yang cukup dominan dan dapat menggerakkan faktor-faktor lain ke arah keefektifan (effectiveness) kerja, bahkan motivasi sering disamakan dengan mesin dan kemudi mobil, yang berfungsi sebagai penggerak dan pengarah. Motivasi adalah proses untuk merangsang orang untuk memperbaiki prestasi masa lampau sambil sambil mendapatkan penghasilan psikis yang bertambah dari apa yang mereka lakukan (Cribbin, 1990: 145).

Setiap tenaga kependidikan memiliki karakteristik khusus, yang berbeda satu sama lain, sehingga memerlukan perhatian dan pelayanan khusus pula dari pimpinannya agar memanfaatkan waktu untuk meningkatkan profesionalismenya. Perbedaan tenaga kependidikan tidak hanya dalam bentuk fisik, tetapi juga dalam kondisi psikisnya, misalnya motivasinya. Oleh karena itu, untuk meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan, kepala sekolah perlu memperhatikan motivasi para tenaga kependidikan dan faktor-faktor lain yang berpengaruh.

  1. Prinsip-prinsip yang dapat diterapkan Kepala Sekolah

untuk mendorong tenaga kependidikan agar mau dan mampu meningkatkan profesionalismenya, antara lain:

  1. Para tenaga kependidikan akan bekerja lebih giat apabila kegiatan yang diadakan menarik dan menyenangkan.
  2. Tujuan kegiatan perlu disusun dengan jelas dan diinformasikan kepada para tenaga kependidikan dan para tenaga kependidikan dilibatkan dalam penyusunan tujuan tersebut.
  3. Para tenaga kependidikan harus selalu diberitahu tentang hasil dari setiap pekerjaannya.
  4. Pemberian hadiah lebih baik daripada hukuman, namun sewaktu-waktu hukuman juga diperlukan
  5. Usahakan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kependidikan dengan jalan memperhatikan kondisi fisiknya, memberikan rasa aman, menunjukkan bahwa kepala sekolah memperhatikan mereka, mengatur pengalaman sedemikian rupa sehingga setiap pegawai pernah memperoleh kepuasan dan penghargaan.

Dengan demikian seorang kepala madrasah dalam fungsinya sebagai motivator harus dapat mengupayakan supaya guru dan semua tenaga kependidikan yang ada di lingkup madrasah bersangkutan selalu meningkatkan kemampuan dan tanggung jawabnya dengan memperhatikan kesejahteraan, dan rasa kebersamaan untuk mencapai produktifitas kerja yang sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

  1. Peran, Fungsi dan Tugas Kepala Sekolah
  2. Peran Kepala Sekolah

Ada banyak pandangan yang mengkaji tentang peranan kepala sekolah. Salah satunya yang dikemukakan oleh Stoop & Johnson (1967) mengemukakan empat belas peranan kepala sekolah, yaitu:

  • kepala sekolah sebagai business manager,
  • kepala sekolah sebagai pengelola kantor,
  • kepala sekolah sebagai administrator,
  • kepala sekolah sebagai pemimpin profesional,
  • kepala sekolah sebagai organisator,
  • kepala sekolah sebagai motivator atau penggerak staf,
  • kepala sekolah sebagai supervisor,
  • kepala sekolah sebagai konsultan kurikulum,
  • kepala sekolah sebagai pendidik,
  • kepala sekolah sebagai psikolog,
  • kepala sekolah sebagai penguasa sekolah,
  • kepala sekolah sebagai eksekutif yang baik,
  • kepala sekolah sebagai petugas hubungan sekolah dengan masyarakat, dan
  • kepala sekolah sebagai pemimpin masyarakat.

Penelitian tentang harapan peranan kepala sekolah sangat penting bagi guru-guru dan murid-murid. Pada umumnya kepala sekolah memiliki tanggung  jawab sebagai pemimpin di bidang pengajaran, pengembangan kurikulum, administrasi kesiswaan, administrasi personalia staf, hubungan masyarakat, administrasi school plant, dan perlengkapan serta organisasi sekolah. Dalam memberdayakan masyarakat dan lingkungan sekitar, kepala sekolah merupakan kunci keberhasilan yang harus menaruh perhatian tentang apa yang terjadi pada peserta didik di sekolah dan apa yang dipikirkan orang tua dan masyarakat tentang sekolah. Cara kerja kepala sekolah dan cara ia memandang peranannya dipengaruhi oleh kepribadiannya, persiapan dan pengalaman profesionalnya, serta ketetapan yang dibuat oleh sekolah mengenai peranan kepala sekolah di bidang pengajaran. Pelayanan pendidikan dalam dinas bagi administrator sekolah dapat memperjelas harapan-harapan atas peranan kepala sekolah.

  1. Tugas Kepala Sekolah

Sesuai dengan konsep dasar pengelolaan sekolah, Kimbrough & Burkett (1990) mengemukakan enam bidang tugas kepala sekolah, yaitu mengelola pengajaran dan kurikulum, mengelola siswa, mengelola personalia, mengelola fasilitas dan lingkungan sekolah, mengelola hubungan sekolah dan masyarakat, serta organisasi dan struktur sekolah.

  1. Fungsi dan Kepala Sekolah

Menurut pendapat Soewadji Lazaruth menjelaskan 3 fungsi kepala sekolah, yaitu sebagai administrator pendidikan, supervisor pendidikan, dan pemimpin pendidikan. Kepala sekolah berfungsi sebagai administrator pendidikan berarti untuk meningkatkan mutu sekolahnya, seorang kepala sekolah dapat memperbaiki dan mengembangkan fasilitas sekolahnya misalnya gedung, perlengkapan atau peralatan dan lain-lain yang tercakup dalam bidang administrasi pendidikan. Lalu jika kepala sekolah berfungsi sebagai supervisor pendidikan berarti usaha peningkatan mutu dapat pula dilakukan dengan cara peningkatan mutu guru-guru dan seluruh staf sekolah, misalnya melalui rapat-rapat, observasi kelas, perpustakaan dan lain sebagainya. Dan kepala sekolah berfungsi sebagai pemimpin pendidikan berarti peningkatan mutu akan berjalan dengan baik apabila guru bersifat terbuka, kreatif dan memiliki semangat kerja yang tinggi. Suasana yang demikian ditentukan oleh bentuk dan sifat kepemimpinan yang dilakukan kepala sekolah.

  1. Pengaruh motivasi kepala sekolah

Ada beberapa guru yang merasa dirinya belum termotivasi, hal ini disebabkan hanya karena yang bersangkutan mempunyai masalah di dalam keluarganya, sehingga terbawa dalam pekerjaanya disekolah. Pengaruh gaya kepemimpinan dalam motivasi kinerja guru yang diberikan baik oleh pimpinan secara keseluruhan sangat menunjang dalam meningkatkan kualitas kerja para guru.

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan dan motivasi kepala sekolah dalam bentuk insentif sangat mempengaruhi terhadap kinerja guru. Disamping itu juga penghargaan berupa perhatian pimpinan terhadap hasil kerja yang dicapai para guru, dengan ucapan yang sopan, membuat guru juga termotivasi dengan baik.

Karakteristik motivasi berprestasi antara lain: peduli pada hasil yang unggul, menetapkan tujuan dengan pertimbangan rasional (tidak nekad atau gambling), kesediaan untuk berkompetisi, dan adanya tanggung jawab dan kehendak untuk mewujudkan aktualisasi diri.

Terkait dengan konsep kepemimpinan, banyak ahli yang menempatkan motivasi sebagai salah satu fungsi kepemimpinan yang sangat strategis.  Fungsi motivasi tidak terbatas hanya memotivasi bawahan atau pengikutnya, melainkan juga  memotivasi diri sendiri.  Banyak penelitian yang membuktikan bahwa orang yang memiliki motivasi yang tinggi memiliki peluang untuk berhasil dibandingkan dengan mereka yang memiliki motivasi berprestasi rendah.

Uraian di atas mengindikasikan bahwa salah satu faktor yang memungkinkan tercapainya tujuan organisasi atau efektifnya kepemimpinan adalah adanya motivasi berprestasi dari pemimpin itu sendiri.  Dalam kaitan itulah maka patut diduga motivasi berprestasi mempunyai pengaruh yang positif terhadap efektivitas kepemimpinan kepala sekolah.  Dengan perkataan lain, makin tinggi motivasi berprestasi kepala sekolah maka makin efektif pula kepemimpinannya.

  1. Indikator keberhasilan kepala sekolah

Indokator-indikator sebagai berikut, kepala sekolah harus mampu :

  • Mengatur ruang kantor yang konduktif untuk bekerja.
  • Mengatur ruang kelas yang konduktif untuk kegiatan belajar mengajar dan bimbingan konseling.
  • Mengatur ruang laboratorium yang konduktif.
  • Mengatur ruang perpustakaan yang konduktif untuk belajar.
  • Mengatur halaman atau lingkungan sekolah yang sejuk dan teratur.
  • Menciptakan hubungan kerja yang harmonis sesama guru.
  • Menciptakan hubungan kerja yang harmonis sesama karyawan.
  • Menciptakan hubungan kerja yang harmonis antara guru dan karyawan.
  • Menciptakan prinsip penghargaan (reward), dan
  • Menciptakan prinsip hukuman.

Kepala sekolah yang berhasil adalah kepala sekolah yang memahami keberadaan sekolah sebagai organisasi yang kompleks dan unik, serta mampu melaksanakan peranan kepala sekolah sebagai seseorang yang diberi tanggung jawab untuk memimpin sekolah.

Sebagai motivator, kepala sekolah memiliki strategi yang tepat untuk memberikan motivasi kepada para tenaga kependidikan dalam melakukan berbagai tugas dan fungsinya. Motivasi ini dapat ditumbuhkan melalui pengaturan lingkungan fisik, suasana kerja, disiplin, dorongan, penghargaan secara efektif dan penyediaan berbagai sumber belajar melalui pengembangan Pusat Sumber Belajar (PSB).

BAB III

PENUTUP

  1. SIMPULAN

Pengaruh positif dari motivasi berprestasi terhadap efektivitas kepemimpinan.  Ini berarti bahwa semakin tinggi motivasi yang dimiliki oleh seorang kepala sekolah yang ditandai dengan upaya aktualiasasi diri, kepedulian kepada keunggulan, dan kerasionalan dalam bertindak maka akan semakin efektif pula ia memimpin sekolahnya. Semakin positif perilaku komunikasi antarpribadi dari seorang kepala sekolah yang ditandai dengan pemilikan konsep diri yang tepat, adanya pengertian yang dalam (percaya, simpati, dan empati) terhadap bawahan dan adanya kedekatan/keakraban dengan bawahan maka akan semakin efektif pula ia memimpin sekolahnya.  Selain itu, penelitian menemukan bahwa terdapat hubungan motivasi efektivitas kepemimpinan. Dengan demikian, apabila efektivitas kepemimpinan kepala sekolah ingin dioptimalkan dalam wujud semakin mantapnya stabilitas lingkungan sekolah, kokohnya integritas warga sekolah, tingginya voluntaritas/semangat kerja para karyawan dan optimalnya pencapaian sasaran (achievement), maka perlu peningkatan motivasi secara bersama-sama dengan upaya peningkatan kualitas mutu disekolahnya.

  1. SARAN

Motivasi terbukti memberi pengaruh positif bagi peningkatan efektivitas kepemimpinan kepala sekolah.  Untuk lebih meningkatkan  motivasi berprestasi terhadap efektivitas kepemimpinan kepala sekolah yang berpengaruh pada kualitas produk pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA

http://kampus215.blogspot.com/2013/11/peran-kepala-madrasah-dalam_23.html

http://digilib.uin-suka.ac.id/5526/1/BAB%20I,%20IV,%20DAFTAR%20PUSTAKA.pdf

http://maesajuli.blogspot.com/2013/10/makalah-fungsi-dan-tanggung-jawab_28.html

http://awwals7.blogspot.com/2012/12/fungsi-peran-tugas-tanggungjawab-kepala.html

http://eryzha.blogspot.com/2009/03/pengaruh-gaya-kepemimpinan-dan-motivasi.html

https://muhammadalmustofa.wordpress.com/2011/04/03/pengaruh-motivasi-berprestasi-dan-perilaku-komunikasi-antarpribadi-terhadap-efektivitas-kepemimpinan-kepala-sekolah-survei-terhadap-kepala-sltp-di-provinsi-sulawesi-tenggara/

http://ahmadzainfuad.blogspot.com/2010/04/kepala-sekolah-sebagai-motivator.html

Leave a comment